Kamis, 28 Maret 2013

Greenland Mencair, Akibat Pemanasan Global


Efek Global Warming, Greenland Mencair
Pemanasan global adalah suatu proses suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan di bumi. Kita tahu bahwa efek akibat global warming sudah bisa kita rasakan sekarang yaitu semakin panasnya suhu di bumi, sehingga ini mengganggu aktifitas manusia sehari-hari. Tapi kita juga sudah tahu bahwa penyebab terjadinya pemanasan global adalah karena ulah manusia sendiri yang cenderung merusak alam tanpa tahu akibatnya. Ya,, memang benar banyak sekali aktifitas yang dilakukan oleh manusia yang berujung pada kerusakan lingkungan, contoh : menebang pohon secara illegal.
Pemanasan global tidak terjadi begitu saja, tentu ini ada penyebabnya yaitu ;
1.       Polusi karbondioksida dari kendaraan bermotor
Akibat banyaknya masyarakat di dunia menggunakan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, sehingga meningkatkan jumlah karbondioksida yang keluar.
2.       Gas metana dari peternakan dan pertanian
menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
3.       Penebangan Pohon berlebihan
Penebangan pohon secara besar-besaran juga merupakan penyumbang pemanasan global, karena hanya pohon lah yang mampu menyerap karbondioksida di udara. Penebangan pohon secara illegal ini terjadi setiap detik.
Kita tadi sudah melihat penyebab terbesar  pemanasan global, pemanasan global juga memiliki dampak yang sangat mengkhawatiran bagi kehidupan manusia di bumi. Salah satu dampak pemanasan global yang sering dibicarakan oleh media masa Internasional adalah mencairnya es di Greenland. Kita tahu bahwa Greenlad merupakan pulau terbesar di dunia, dimana hampir semua daratan di Greenland tertutupi oleh salju dan es. Namun sekarang es di Greenland sudah mencair jauh lebih cepat akibat naiknya suhu permukaan bumi yang semakin panas.
Menurut NASA es di Greenland mencair 40% setiap harinya, angka persentase tersebut sangat memprihatinkan mengingat dampak apabila Greenland mencair. Mencairnya es di Greenland menjadi factor penyebab naikna permukaan air laut di dunia ini. Contohnya saja permukaan air laut di Indonesia, tepatnya di Ibu kota Jakarta, permukaan air laut di pesisir pantai Jakarta meningkat. Diperkirakan kenaikan permukaan air laut berkisar 1-1,5 inch pertahunnya. Bisa dibayangkan  jika terus terjadi seperti itu maka kota Jakarta di Prediksi akan tenggelam di tahun 2050.
Walau para ilmuwan sudah berupaya mencari solusi agar dampak pemanasan global berkurang, tapi tetap saja es di Greenland mencair. Tak hanya es nya yang mencair hewan-hewan yang hidup di Greenland pun secara terus menerus populasinya berkurang drastic karena mereka tidak bisa beradaptasi dengan keadaan lingkungan di Greenland yang terus berubah.
Jika terus dibiarkan terjadi maka permukaan air laut dunia akan naik drastic dan tenggelamnya kota-kota besar di dunia sudah tdak bisa dihindari lagi. Jika manusia sangat acuh terhadap kondisi lingkungan seperti ini maka kerusakan lingkungan dan global warming pun semakin parah. Karena untuk menghentikan pemanasan global ini sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku manusia terhadap alam.

Sumber :


Hutan di Bali semakin Gundul


Kerusakan Hutan di Bali
Nama pulau Bali sudah sangat terkenal sekali di dunia ini sebagai surganya wisata. Bali terletak di daerah Indonesia bagian timur, Bali menawarkan begitu banyak keindahan alam mulai dari pantai nya yang terkenal separti pantai Kuta, dan Nusa dua, sampai keindahan alam nya . Sehingga Bali begitu terkenal sebagai tujuan wisata , tidak hanya dari dalam negeri tapi juga banyak wisatawan dari luar negeri yang berwisata ke Bali. Banyak dari wisatawan luar negeri yang memuji keindahan pantai di Bali karena suasananya yang indah.
Tapi dibalik keindahan pulau Bali, Bali juga menyimpan kerusakan alam yang sangat memprihatinkan, yaitu kerusakan hutan di Bali. Jumlah area hutan di Bali sudah berkurang drastis yaitu berkurang lebih dari 60%. Angka persentase itu sangat memprihatinkan, mengingat dari tahun ke tahun hutan di daerah Bali semakin habis. Penyebab kerusakan hutan di Bali banyak sekali diantaranya adalah kebakaran hutan pada saat musim kemarau. Karena pada saat musim kemarau di Bali cukup panas dan ditambah lagi tidak adanya curah hujan. Tapi kalau kita amati ternyata kebakaran hutan dibali 90% disebabkan oleh ulah manusia. Manusia sengaja membakar hutan di Bali hanya untuk kepentingannya semata, yaitu merubah hutan sebagai kawasan penginapan dan merubah daerah hutan menjadi area wisata.
Karena semakin banyaknya turis asing yang berkunjung ke Bali dan semakin berkembangnya pertumbuhan penduduk di Bali setiap tahunnya maka permintaan area hunian atau penginapan seperti hotel dan villa pun meningkat tajam. Maka dari itulah masyarakat di Bali membakar hutan dan merubahnya menjadi area real estate. Dan semua kayu hasil penebangan dan pembakaran itu dijual ke luar negeri. Daerah di Bali yang paling parh mengalami kerusakan hutan yaitu daerah, Jembrana, Buleleng, Badung dan di Denpasar. Hutan di daerah tersebut semakin habis, akibatnya daerah tersebut semakin panas dan kurangnya daerah resapan air. Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mencegah kerusakan hutan di Bali yaitu dengan menanam pohon-pohon di Bali tapi lagi-lagi semuanya sia-sia, manusia merusaknya lagi.
Kegiatan lain yang merusak lingkungan di Bali yaitu, kegiatan Industri, banyak sekali pabrik di Bali yang diangun di daerah-daerah sehingga memerlukan lahan yang luas, maka dari itu mereka menebang hutan secara illegal. Kerusakan lingkungan di Bali semakin parah terutama di kawasan hulu. Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Unud, Dr. Ir. I Wayan Arthana, M.S. Sabtu (14/4) kemarin, mengungkapkan kerusakan lingkungan di Bali sudah mendekati lampu merah.

Begitu pula hutan di Bali semakin gundul dan beberapa tahun terakhir alih fungsi kawasan hutan mencapai 650 hektar lebih. Dari 22 persen kawasan hutan di Bali 15 persennya masuk kategori kritis karena tutupan vegetasinya semakin hari semakin renggang akibat maraknya penebangan pohon. Tidak pelak rusaknya kawasan hulu Bali menyebabkan Pulau Dewata ini terancam bencana banjir dan tanah longsor. Kalau kita masih ingin melihat indahnya pulau Bali maka kita harus menjaga Lingkungan nya.


Sumber :

http://balipublika.com/hutan-bakau-bali-selatan-dalam-ancaman/

http://www.antaranews.com/berita/339797/kerusakan-hutan-di-buleleng-memprihatinkan

http://www.balitelevisi.com/btv2/index.php/seputar-bali/15053-hutan-di-bali-masih-18-

http://www.walhi.or.id/index.php/id/ruang-media/walhi-di-media/berita-hutan/2506-jalan-tol-bali-caplok-23-hektar-hutan-bakau.html

http://www.ciputranews.com/ibu-kota-daerah/ribuan-ha-hutan-di-buleleng-rusak














Kegiatan Industri Merusak Hutan


Kerusakan Hutan Di Dunia
Hutan adalah suatu daerah dimana daerah ini ditumbuhi oleh pepohinan yang sangat lebat. Daerah seperti ini banyak ditemukan hampir di seluruh dataran di dunia. Dan keberadaan hutan sangat penting bagi kehodupan di dunia ini karena untuk menjaga ekosistem alam dan tempat penyimpanan air tanah yang biasa digunakan oleh manusia. Hampir semua Negara di dunia ini memiliki hutan, dan hutan yang paling luas ada di Negara Brazil dan Indonesia. Kedua Negara tersebut memiliki hutan tropis terbesar di dunia. Peran kedua negara terssebut sangat penting dalam menjaga hutan dari kerusakan yang diakibatkan oleh penebangan liar yang dilakukan oleh manusia.
Namun seiring berjalannya waktu hutan di dunia ini semakin lama semakin gundul, penyebabnya adalah kegiatan penebangan liar serta kegiatan industry yang merusak lingkungan hutan. Akibatnya luas hutan di dunia ini semakin berkurang setiap harinya. Di Indonesia misalnya hutan di Kalimantan dan di Sumatera semakin hari semakin habis tergerus oleh penebangan liar dan itu terjadi setiap detiknya. Padahal hutan di Kalimantan dan Sumatera merupakan paru-paru dunia yang wajib dijaga kelestariannya. Tetapi manusia malah melakukan sebaliknya, manusia cenderung untuk merusaknya, kerusakan hutan di Indonesia adalah yang tercepat di dunia. Begitu juga dengan Negara Brazil, kerusakan hutan dinegara tersebut susah untuk dikendalikan, terutama di dekat aliran sungai Amazon, dimana sungai tersebut merupakan tempat berlindungnya hewan-hewan yang ada di hutan.
Luas hutan di dunia semakin berkurang dari 78% menjadi 30% saja, persentase tersebut sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu banyak Negara-negara di dunia melakukan pertemuan untuk membahas kerusakan lingkungan hutan. Tapi tetap saja kerusakan lingkungan masih saja terjadi. Akibat dari kerusakan hutan sangat terasa dampaknya bagi  kehidupan di dunia, salah satunya adalah Global Warming yang lagi hangat diperbincangkan. Akibatnya suhu di bumi semakin meningkat dan panas. Dampak lain yang bisa dirasakan dari kerusakan hutan adalah bencana alam seperti Banjir dan tanah longsor, karena tidak adanya hutan sebagai daerah resapan air maka terjadilah bencana tersebut. Kerusakan hutan juga bisa dirasakan oleh mahluk hidup lain yaitu hewan-hewan yang ada di dunia. Banyak sekali hewan-hewan yang kehilangan habitatnya dan pada akhirnya hewan tersebut banyak yang mati karena tidak bisa bertahan.
80% kerusakan hutan dikarenakan oleh kegiatan industry di dunia. Banyak hutan yang ditebang secara liar lalu kayu-kayu hutan di ekspor ke luar negeri seperti Amerika untuk diolah menjadi suatu produk, tanpa memperdulikan dampak akibat kerusakan hutan. Kalau terus dibiarkan akibatnya lingkungan di bumi ini semakin rusak dan manusia lah yang harus bertanggung jawab atas semua kerusakan lingkungan ini. Kelestarian hutan dan keseimbangan ekosistem di alam ini sangat bergantung pada sikap manusia.

Sumber :